3 Cara Produktif Saat Punya Banyak Pekerjaan

Punya banyak pekerjaan dan semuanya perlu terlihat sebagai prioritas?

Kita semua pernah merasakan, punya banyak kerjaan sampai kebingungan harus mulai dari mana. Memang benar “jika semua terlihat sebagai prioritas, maka sebetulnya semua pekerjaan tidak penting.” Tapi anggaplah ini sebagai kesalahan atau tanggung jawab masa lalu yang wajib kita selesaikan saat ini, sebelum kita menjadi pribadi yang lebih terorganisir.

Jadi, apa cara produktif untuk menyelesaikan semua pekerjaan saat semua terasa sebagai prioritas? 3 tips di bawah ini, semoga membantu.

3 Cara produktif untuk menyelesaikan banyak pekerjaan

#1. Saat merasa “terintimidasi” oleh project besar

Saat mendapat project atau pekerjaan besar, apalagi rumit, biasanya kita punya kecenderungan menunda. Penundaan ini awalnya mungkin seminggu, kemudian molor menjadi sebulan, bahkan mungkin berbulan-bulan.

Setiap hari kita memang punya niat untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut, memasukkannya ke dalam to-do list, berkabar di Instagram Reels; tapi ketika melihat rumit dan besar (banyaknya) pekerjaan yang harus dilakukan, setiap hari juga, niat tersebut perlahan pudar. Dan begitu deadline semakin dekat, panik pun mulai datang.

Artikel terkait: Sudah Punya Planning, Kenapa Masih Punya Kecederungan Menunda?

Cara produktif untuk menyelesaikan Project Besar

*Bagi pekerjaan menjadi lebih kecil*

Guru kita, coach Darmawan Aji sering mengingatkan agar membagi pekerjaan besar menjadi pekerjaan yang lebih kecil. Membagi pekerjaan menjadi lebih kecil tidak hanya memberi gambaran apa saja yang harus dilakukan, tapi juga perasaan puas saat satu tugas kecil terselesaikan.

Kesuksesan kecil ini tidak hanya akan mencegah kita menunda, tapi juga memperbaiki mood dan persepsi kita akan pekerjaan yang sedang kita lakukan.

Cara produktif menyelesaikan pekerjaan

#2. Intimidasi Sub-task atau urgent task

Kadang, banyaknya pekerjaan yang harus kita lakukan tidak karena project besar; tapi bisa saja, pekerjaan-pekerjaan kecil atau pekerjaan penting yang ditunda, dan akhirnya menjadi tumpukan tugas mendesak yang harus segera dilakukan.

Daftarnya bisa saja berupa email yang perlu dibalas, telepon, chat yang perlu dijawab, tugas sekolah anak yang harus di review, dan masih banyak lagi.

Meskipun tumpukan sub-task dan project besar adalah dua hal yang berbeda, tapi esensi masalahnya sebetulnya sama: “Darimana kita harus mulai mengerjakan? Jika semua harus segera selesai, mana dulu yang harus dikerjakan?”

Cara produktif untuk menyelesaikan tumpukan sub-task dan pekerjaan mendesak (Urgent)

Saat pekerjaan menumpuk karena banyak pekerjaan, satu-satunya cara yang harus dikerjakan adalah mulai saja. Pilih yang deadline-nya paling cepat, kerjakan segera, beri tanda selesai, dan segera lanjut ke tugas berikutnya.

Tugas kecil biasanya tidak membutuhkan banyak waktu untuk diselesaikan, jadi akan ada kemungkinan Sahabat Motiva bisa mengerjakan setiap sub-task dengan lebih cepat.

#3. Gabungan tugas besar dan tumpukan sub-task

Bagaimana jika daftar to-do list harian berisi gabungan big project dan sub-task yang sifatnya mendesak? Apakah big project lebih baik diselesaikan dulu, baru mengerjakan tumpukan sub-task? Atau subtask dulu agar nanti fokus tidak terganggu saat mengerjakan big project? Tapi bagaimana jika willpower nanti habis, masih bisakah fokus?

Cara produktif menyelesaikan big project dan tumpukan urgent task

Saat ada dalam situasi ini, Sahabat Motiva bisa menggunakan trik lama, pekerjaan mana yang butuh diselesaikan terlebih dahulu, meski hanya hitungan jam.

Rekomendasi Motiva, Sahabat bisa mulai dari membuat mapping milestone dari big project, agar terlihat jelas apa pekerjaan terkecil yang bisa Sahabat selesaikan di hari berjalan. Kemudian segeralah mulai melakukan pekerjaan dengan tenggat waktu yang paling dekat, sebelum mulai mengerjakan tugas terkecil dari big project.

Jika semua pekerjaan telah selesai, jangan lupa melakukan review, dan buatlah rencana untuk menghindari tumpukan tugas terjadi lagi.

Sebisa mungkin berhentilah menunda, dan belajar berkata tidak pada pekerjaan baru sebelum pekerjaan dalam to-do list tuntas.

Salam produktif.

Leave a Comment