Selama ini ada pemahaman yang salah tentang motivasi, kita seringkali menunda melakukan sesuatu karena merasa belum termotivasi untuk melakukannya.
Anggapan ini sebetulnya tidak sepenuhnya salah, karena motivasi memang sering diartikan sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti saat kita ingin mendapat nilai yang baik dalam ujian, maka kita tergerak untuk belajar (melakukan action). Atau karena kawatir dipotong gaji, maka sebisa mungkin tidak terlambat datang.
Kita memang mudah melakukan action saat mendapat inspirasi yang emosional. Tapi lucunya, inspirasi ini seringkali tidak bertahan lama, meski hal tersebut terkait dengan target atau tujuan yang kita tentukan sendiri.
Biasanya kita kemudian “bersembunyi” dibalik kata “sedang kurang motivasi, nih“, atau malah “nggak punya motivasi“. Dan akhirnya kita memilih menunda, karena merasa motivasi bergerak sudah tidak ada.
Jadi, agar hal ini tidak terus-menerus berlarut, kita cek yuk, sebetulnya bagaimana sih, motivasi bekerja pada diri kita?
5 Fakta motivasi yang peru kita tahu
Memahami bagaimana motivasi bekerja bisa membantu kita memotivasi diri sendiri atau orang lain. Jadi, berikut ini 5 fakta tentang motivasi yang perlu kita pahami.
Fakta motivasi #1. Motivasi muncul setelah kita melakukan action
Kita sering mengira motivasi muncul setelah kita mendapat inspirasi, dan sebelum action dilakukan. Tapi sayangnya, action yang kita ambil kadang dari inspirasi negatif, dan inilah yang kemudian membuat kita menunda untuk melakukan action.
Misalnya saat Fulan ingin menurunkan berat badan karena selama ini sering dibully; tapi karena kawatir ia juga akan di bully saat berolahraga nanti, maka ia mengurungkan niat berangkat atau mulai berolahraga.
Faktanya, motivasi seringkali datang setelah action dilakukan. Artinya, ketika kita melakukan satu tindakan, tindakan tersebut akan menginspirasi kemudian memotivasi kita untuk terus melakukan tindakan tersebut.
Jadi, jika kita ingin membuat perubahan, maka segera lakukan satu sub tugas dari rencana tersebut. Sekecil apapun itu.
Pada contoh di atas, maka Fulan perlu segera memulai mengambil action agar inspirasi dan motivasi muncul, misalkan dengan segera menyiapkan keperluan untuk olahraga, mulai berolahraga di rumah selama 3-5 menit di rumah, dan lain sebagainya.
Fakta motivasi #2. Motivasi dipengaruhi pengalaman
Mengutip halaman Pusat Penelitian Tumbuh Kembang Anak Harvard University, motivasi terbentuk dari serangkaian hubungan neurokimia yang berkembang seiring waktu, dan merupakan hasil dari pengalaman yang dimiliki.
Masih dari artikel yang sama, penelitian membuktikan jika cara pengasuhan orang tua, dan kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan dengan aman sangat mempengaruhi jaringan neurokimia tersebut.
Artinya, semakin positif pengalaman pengasuhan anak, akan semakin mudah ia termotivasi dan mempertahankan motivasi.
Memahami fakta ini, tidak berarti kita boleh menyalahkan orang tua kita yang mungkin dulu kurang memberikan pengalaman positif. Alih-alih fokus pada hal yang terjadi di masa lalu, lebih baik fokus menciptakan pengalaman-pengalaman positif untuk diri kita sendiri.
Fakta motivasi #3. Motivasi intrinsik lebih kuat dari motivasi eksternal
Selama ini kita percaya jika reward and punishment bisa menjadi cara untuk memotivasi orang lain. Pada kenyataannya, motivasi eksternal jarang memberikan pencapaian optimal dan hanya memberikan produktivitas sesaat.
Sistem memotivasi yang menyeimbangkan faktor eksternal dan internal (problem solving, proses pembelajaran kreatif) memberikan umpan balik yang lebih positif.
Jadi cara terbaik untuk memotivasi adalah menciptakan lingkungan yang meningkatkan motivasi intrinsik dan menyeimbangkannya dengan faktor eksternal.
Lalu bagaimana menggunakannya untuk mempertahankan motivasi pada diri kita? Beberapa hal berikut mungkin bisa dicoba;
- Sadari jika kita selalu punya banyak pilihan
- Hubungkan tujuan pekerjaan atau aktivitas dengan hal yang lebih tinggi, misalkan nilai-nilai hidup, spiritualitas, politik, atau moral.
- Asah kompetensi dan gunakan tujuan pembelajaran dibandingkan tujuan yang berorientasi pada hasil
Cara lainnya, coba gunakan satu kalimat yang menggambarkan siapa diri Sahabat. Seperti Abraham Lincoln yang dikenal sebagai, “Orang yang menjaga persatuan dan membebaskan para budak“, atau Franklin Roosevelt yang terkenal sebagai “Orang yang mengeluarkan Amerika dari Depresi Besar dan Perang Dunia ke-2“.
Nah, bagaimana dengan Sahabat, kalimat apa yang menggambarkan hidup Sahabat?
Fakta motivasi #4. Dipengaruhi oleh banyak faktor
Perilaku manusia dipengaruhi oleh pengalaman dan kondisi yang membentuk mindset jika “mencapai tujuan (goals) adalah sesuatu yang mungkin dilakukan“. Apalagi jika individu tersebut menyadari jika ia memiliki sumber daya, waktu, ketrampilan, dan dukungan untuk mewujudkannya.
Disadari atau tidak, “menginginkan sesuatu dengan sangat” sering tidak cukup memotivasi. Kita juga perlu tahu bagaimana cara untuk mencapainya.
Fakta motivasi #5. Insentif, hadiah kadang malah menurunkan motivasi
Mendapatkan hasil yang sudah bisa ditebak, malah dapat menurunkan motivasi untuk menjalani proses pencapaiannya.
Menemukan motivasi intrinsik (the why), membuat proses pencapaian menyenangkan akan sangat membantu kita mempertahankan motivasi atau memotivasi orang lain.
Itulah 5 fakta tentang motivasi yang sebaiknya mulai kita pahami agar kita dapat menggunakannya untuk mencapai tujuan kita. Semoga bermanfaat, ya.