Prokrastinasi, kebiasaan menunda yang bisa membawa bencana, jangka pendek, ataupun jangka panjang. Sayangnya, fakta juga menyebutkan jika hampir 95% penduduk di bumi ini adalah prokrastinator.
Tapi bagaimana ya, dengan para founder situs, aplikasi, dan majalah produktivas; apakah mereka juga pernah terjangkit “penyakit” menunda?
Berikut 7+1 inspirasi mengatasi prokrastinasi ala para productivity and self-development founder.
7+1 tips mengatasi prokrastinasi menunda ala productivity expert
“Ah, ini nggak penting, kerjain besok saja.”
“Ntar kerjain kalau mood udah balik.”
“Deadline is my powerful engine.”
Kebiasaan menunda, seringkali tidak terasa saking mudahnya kita melakukan.
Akibatnya mungkin tidak begitu terasa bila hal yang kita tunda adalah hal yang sederhana; seperti ambil baju di laundry, cuci piring, atau membawa sampah ke tempat daur ulang. Resiko terburuknya paling, tidak ada baju rapi dan rumah menjadi bau.
Tapi kalau Sahabat menunda mengerjakan tugas penting, rencana goals jangka panjang, bisa jadi akibatnya tidak hanya reputasi pekerjaan, tapi juga penghasilan, kesuksesan masa depan, bahkan kesehatan dan kebahagiaan.
Bagaimana cara para orang sukses mengatasi prokrastinasi?
Fakta memang menyebutkan jika semua orang punya kecenderungan menunda, termasuk para orang sukses dan para founder produktivitas start-up.
Perbedaannya, mereka mau mencoba berbagai cara untuk mengatasi prokrastinasi dan meninggalkan kebiasaanya menunda.
Berikut 7 trik mengatasi prokrastinasi dari para founder produktivitas start-up, plus 1 trik dari guru kita, Darmawan Aji.
#1. Mike Vardy, Productivity Strategist dan Productivityist.com
Mike Vardy menggunakan kategori “Mode” untuk mengatasi prokrastinasi, dan menjaga energinya sepanjang hari.
Ia membagi kegiatannya dalam beberapa “mode”, seperti
- Task besar dan umum yang dimasukkan dalam “Founder Mode” dan “Father mode”
- Task resources-based yang dibagi dalam “Outlook Mode” dan Evernote Mode”
- Task berbasis energi yang dibagi dalam mode “High Energy Mode” dan “Low Energy Mode”
- Task aktivitas dibagi menjadi mode “Blogging Mode” dan “Planning Mode”
- Task berdasar waktu, yang dibagi dalam “5 Minute Mode” dan “25 Minute Mode”
Dan Vardy menggunakan kategori “mode” tersebut untuk mengerjakan semua to-do list. Menurutnya, dengan mengerjakan to-do tidak berdasar project, atau jadwal kalender, membantu dirinya tetap memiliki energi dan berpindah dari satu tugas satu ke tugas lainnya dengan lebih mudah.
#2. Michael Sliwinski, founder aplikasi Nozbe dan Productive! Magazine
Teknik Pomodoro dan Unscheduled Calender adalah cara Michael Sliwinski mengalahkan prokrastinasi.
Untuk menyelesaikan tugas sehari-hari, Sliwinski menyetel waktu selama 25 menit untuk mengerjakan satu pekerjaan. Mengerjakan satu tugas dengan waktu yang terbatas, diakui Sliwinski membantunya fokus dan produktif.
#3. Erik Fisher, Productivity Podcaster di Beyond to Do list
Menurut Erick, cara terbaik untuk mengatasi prokrastinasi adalah berani berkata “tidak” untuk pekerjaan baru sebelum daftar to-do list yang sudah dimiliki selesai.
Memastikan to-do list yang dimiliki benar-benar selesai adalah cara terbaik agar kita tidak punya kesempatan menunda.
Langkah yang kedua adalah memecah setiap to-do ke dalam sub tugas.
Penundaan sering terjadi karena kita tidak tahu hasil seperti apa yang ingin kita raih. Dengan memecah menjadi sub-sub tugas tugas akan lebih mudah dikerjakan, dan jelas prioritasnya.
#4. Amir Salihefendic, CEO Todoist
Cara paling mudah untuk menyelesaikan pekerjaan adalah membagi tugas besar menjadi tugas-tugas yang lebih kecil atau membaginya dalam 1 jam pekerjaan.
Bagi Amir, membagi pekerjaan menjadi lebih kecil akan membantu kita memperkirakan kebutuhan waktu dan melihat kemajuan tugas yang sedang dikerjakan. Inilah yang akan membantu kita mengalahkan kebiasaan menunda.
#5. Thanh Pham, Founder di Asian Efficiency
Pham menggunakan mantra “Aku akan mengerjakan X selama 2 menit” untuk mengatasi prokrastinasi.
Menurut Pham, ketika kita mengijinkan diri kita melakukan sesuatu selama 2 menit, kita malah akan terdorong menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Saat sudah terbiasa dengan kebiasaan ini, kita dapat menambahkan waktu, misalnya 5 menit, 10 menit, atau bahkan 1 jam.
#6. Liam Martin, Co-Founder Time Doctor
Tanpa bermaksud mempromosikan aplikasi yang ia ciptakan bersama Rob Rawson, Liam menyatakan jika ia menggunakan aplikasi Time Doctor untuk mengalahkan kebiasaan menunda.
Salah satu fitur Time Doctor adalah popup yang otomatis akan muncul saat penggunanya membuka situs yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang sedang dilakukan. Misalkan saat Liam menyetel aplikasi pada mode menulis blog post, maka setiap kali ia membuka Facebook, popup notifikasi akan muncul.
Menurut Liam cara ini membantunya utnuk tetap fokus dan kecenderungan menunda.
“Membatasi distraksi adalah kunci untuk tetap produktif. Kalau kita bisa menghilangkannya, maka kita akan menang”, tulis Liam dalam wawancaranya bersama successiswhat.com
#7. Chris Bailey, founder A Life of Productivity dan penulis buku “Hyper Focus”
Chris mengalahkan kebiasaan menunda adalah dengan menggunakan “penundaan” tersebut untuk memicu bagian logis pada otak, dan lepas dari prokrastinasi.
Menurut Chris, penelitian seputar prokrastinasi menunjukkan jika penundaan adalah reaksi emosional yang tidak menyukai tugas yang harus dilakukan. Dan ketidaksukaan tersebut memicu bagian logika pada otak.
Untuk mengatasi prokrastinasi, Chris membuat daftar apa yang akan terjadi jika ia menunda melakukan pekerjaan yang harus ia lakukan. Pilihan lainnya, ia juga membuat daftar bagian mana dari pekerjaan tersebut yang tidak ia sukai. Dan baginya, cara ini cukup membantunya mengatasi prokrastinasi.
Bagaimana dengan guru kita coach Darmawan Aji, apakah Beliau juga pernah mengalami prokrastinasi?
#8. Darmawan Aji, founder Motiva.id dan produktivitas Coach
Coach Darmawan Aji, ternyata juga pernah bermasalah dengan penundaan.
Banyak akibat tidak menyenangkan yang pernah Beliau alami karena menjadi seorang prokrastinator kronis. Misalnya kehilangan perhiasaan istri, motor rusak, hingga potensi pendapatan yang hilang karena kebiasaan menunda, dan menyepelekan pekerjaan penting.
Alhamdulillah, Beliau akhirnya memperbaiki diri dengan banyak membaca buku, mencari komunitas yang mendukung, dan bereksperimen aneka metode mengatasi penundaan.
Pengalaman bereksperimen, belajar, dan akhirnya sanggup mengatasi kebiasaan menunda ini Beliau tuangkan dalam buku “Kitab Anti-Penundaan”.
Penasaran bagaimana guru kita akhirnya mengatasi masalah prokrastinasi? Silahkan klik tombol di bawah ini untuk melakukan order buku “Kitab Anti Penundaan”
“Jika seseorang sudah menuliskan pengalamannya, bacalah, dan ketahui bagaimana cara mereka menangani banyak situasi”
Semoga 8 tips di atas membantu Sahabat Motiva mengatasi prokrastinasi, dan dapat lebih produktif sehari-hari.
Salam produktif