Apa cara terbaik untuk meningkatkan produktivitas saat kita memegang banyak peran? Memenuhi jadwal setiap hari dengan to-do atau mengikuti arus saja dengan berpindah dari peran yang satu ke peran yang lain?
Memiliki tanggung jawab untuk banyak peran memang menyenangkan. Selain bisa mendapatkan banyak pengalaman, kita juga bisa terhindar dari rasa bosan.
Tapi jika tidak hati-hati dan punya strategi yang tepat, kita juga bisa terjebak burnout, dan akhirnya tidak dapat melaksanakan tanggung jawab dengan baik.
Karena itu, selain mengadopsi sistem manajeman waktu yang tepat, alangkah baiknya jika kita juga mulai mengatur energi agar tetap produktif sepanjang hari.
Artikel terkait: 10 Masalah Mengatur Waktu dan Solusinya
Energi termasuk salah satu “modal” produktif kita. Saat level energi kita tinggi, rasanya hampir tidak ada pekerjaan yang tidak bisa kita selesaikan. Beda halnya ketika energi kita sangat rendah, semudah apapun pekerjaan kita sudah merasa kelelahan, pengennya hanya rebahan saja.
Inilah alasan mengapa manajeman energi sangat penting. Mengatur energi membantu kita tetap termotivasi untuk menyelesaikan apa yang sudah direncanakan.
Berikut cara mengatur energi untuk meningkatkan produktivitas.
Cara meningkatkan produktivitas dengan manajemen energi
#1. Rapikan daftar “do someday”
Apakah Sahabat Motiva punya daftar to-do someday yang selalu bertambah panjang, tapi tidak pernah tahu kapan akan diselesaikan? Segera check daftar tersebut, dan putuskan kapan to-do akan dikerjakan atau malah akan dibuang (dihapus).
Memasukkan sebuah pekerjaan ke to-do someday, memang salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas (dengan menyempitkan pilihan), tapi jika tidak segera diputuskan kapan akan dikerjakan, ingatan akan tugas tersebut malah akan menguras energi pikiran.
Jadi, luangkanlah waktu untuk merapikan daftar tersebut dan segera putuskan kapan akan dikerjakan atau menghapusnya jika memang sudah tidak memungkinkan lagi untuk mengerjakan.
#2. Minimalisir task switching
Pernah mendengar mengapa multitasking tidak baik untuk dilakukan? Karena pada saat kita menyebut “mutitasking” yang kita lakukan sebetulnya hanya mengubah perhatian/ fokus. Dan aktivitas semacam ini justru menghabiskan lebih banyak energi dibanding mengerjakan satu pekerjaan dalam satu waktu.
Sahabat bisa menggunakan teknik time blocking atau day theming jika memang saat ini punya banyak tanggung jawab yang perlu diselesaikan.
#3. Miliki “sumber energi” dari dalam diri (self-source energi)
Biasanya kita merasa bersemangat saat semua hal disekitar kita berjalan sesuai rencana. Tapi begitu ada gangguan satu saja, semua jadi ambyar.
Begitulah, kita masih sering butuh “syarat” agar lebih produktif. Rumah yang rapi, kebutuhan keluarga yang tercukupi, hubungan dengan tetangga yang harmonis, tentu akan sangat membantu kita untuk menjadi produktif.
Tapi begitu salah satu kategori hidup kita terganggu, otomatis produktivitas pun ikut berantakan.
Dalam buku “The Power of Full Engagement“, Jim Loehr dan Tony Schwart menyebutkan, jika ada 4 hal utama yang kita butuhkan untuk menjaga energi, yaitu
- Kebugaran tubuh
- Kekuatan mental untuk fokus
- Emosi yang sehat
- Spiritualitas yang selaras dengan misi hidup
Untuk mendapatkannya, kita bisa mulai membangun kebiasaan
- Mencukupi kebutuhan tidur
- Berolahraga
- Mengkonsumsi makanan yang sehat
- Meluangkan waktu untuk beristirahat disela aktivitas sehari-hari
- Fokus pada satu pekerjaan pada satu waktu
- Meditasi
- Journaling
- Berjalan-jalan di luar ruangan
- Meluangkan waktu dengan orang yang disayangi
- Membaca buku
- Menulis journal bersyukur
- Melakukan hobi
- Melepaskan hal negatif
- Mengijinkan hal-hal positif atau hal baik untuk terjadi
#4. Membuat batasan yang “sehat”
Saat kita berkata “ya” padahal sebetulnya ingin berkata “tidak”, artinya kita merencanakan melakukan aktivitas yang menguras energi kita.
Belajar berkata “tidak” dengan cara yang tepat dan sopan akan membantu membuat batasan yang sehat sekaligus menjaga energi kita.
#5. Detoks media sosial
Saat kita melihat pemandangan, perasaan kita mudah merasakan ketenangan. Ini karena “data” yang kita masukkan ke dalam pikiran hanya sedikit, hanya gunung dan sawah.
Berbeda halnya jika kita terus-menerus menempel pada hand phone, pikiran kita akan terus-menerus di bombadir banyak “data” yang belum tentu bermanfaat untuk kita.
Melakukan detoks media sosial akan membantu pikiran kita beristirahat dan meningkatkan produktivitas.
#6. Kurangi beban membuat keputusan
Besok masak apa, ya?
Kalau hari ini sudah pakai baju hitam, besok pakai baju yang mana, ya?
Biar ideal, enaknya besok posting apa, ya?
Begitulah, memutuskan hal-hal yang kita anggap remeh pun, tanpa kita sadari, bisa sangat menguras energi dan menghambat produktivitas.
Karena itu, cobalah ciptakan rutinitas atau sistem yang mempermudah kita membuat keputusan dan menghemat energi.
Agar tidak bingung masak, buatlah meal plan.
Perkecil pilihan baju dengan koleksi yang tidak terlalu banyak dan warna yang bisa dipadupadankan.
Kumpulkan ide post Instagram dalam satu tempat, agar kita lebih mudah mengaksesnya saat dibutuhkan.
Energi kita seperti halnya baterai hand phone, mudah habis, tapi juga mudah diisi ulang. Bila ingin meningkatkan produktivitas, tidak hanya manajemen waktu yang kita perhatikan, manajemen energi juga perlu dilakukan.