4 Prinsip Produktivitas, yang Jarang Orang Sadari

Mendiskusikan topik produktivitas memang tidak ada habisnya. Mulai dari tips, up and down mencoba metode mengatur waktu, hingga perasaan bersalah yang timbul saat kita tidak bisa mengisi hari-hari seperti kata para mentor atau productivity enthusiast.

Sebelum makin baper, coba pahami 4 prinsip produktivitas di bawah ini.

4 Prinsip produktivitas untuk hidup produktif dan lebih bahagia

Produktivitas memang sesuatu yang unik. Di satu sisi, jika kita terus-terusan berusaha menjadi produktif, mengucilkan diri untuk bekerja, atau selalu dalam active mode; cepat atau lambat, kita pun akan kelelahan, atau lebih buruk, terjebak toxic productivity.

Di sisi lain, ketika kita membebaskan diri, kurang berkomitmen pada jadwal dan rencana; maka tidak ada satu pun pekerjaan yang akan benar-benar selesai; to-do semakin menumpuk, goals jangka panjang pun tinggal hanya angan-angan.

Jadi, bagaimana, apa jalan tengah diantara kedua kondisi tersebut? Memahami 4 prinsip produktivitas di bawah ini mungkin bisa membantu.

Prinsip produktivitas #1. Produktivitas itu sifatnya personal

Pernahkah merasa kesal pada diri sendiri karena tidak bisa memiliki rutinitas seperti Elon Musk, Jeff Bezos, atau malah coach Darmawan Aji?

Jika jawabannya adalah “ya” maka cobalah berhenti dan pahami, jika produktivitas sifatnya sangat personal.

Inilah prinsip produktivitas yang paling penting.

Ada banyak metode produktivitas di luar sana. Metode yang cocok untuk Elon Musk, belum tentu cocok untuk kita. Support system, jenis kegiatan, kondisi lingkungan di sekitar kita, belum tentu sama persis dengan milik Elon Musk.

Tidak ada yang salah dengan belajar trik atau sistem produktivitas dari orang lain, tapi akhirnya tentu saja, metode mana yang paling sesuai dengan keseharian kita.

Caranya:

  1. Ketahui dulu apa yang paling penting, paling bernilai dalam hidup
  2. Apa yang memotivasi pilihan pada nomor 1, dan
  3. Pada hal apa biasanya kita menunda
mengenal prinsip produktivitas untuk hidup lebih produktif

Prinsip produktivitas #2. Fokus pada kualitas bukan kuantitas

Kita sudah lama berkeyakinan jika bekerja dengan durasi waktu yang lama, maka akan semakin banyak pekerjaan yang bisa diselesaikan.

Pada kenyataanya, penelitian membuktikan, bahwa rata-rata manusia bekerja paling produktif hanya 3-4 jam saja.

Rekomendasi Motiva, optimalkan waktu 3-4 jam ini untuk mengerjakan pekerjaan yang paling penting dan paling bernilai. Pilihlah waktu dimana Sahabat Motiva merasa paling kreatif, dan paling happy mengerjakan apapun .

Prinsip produktivitas #3. Eliminasi distraksi

Seperti yang coach Darmawan Aji tulis dalam buku “Productivity Hack“, saat ini kita hidup di jaman yang serba penuh distraksi. Notifikasi email, media sosial, grup chat, semua mampu mengalihkan fokus, dan akhirnya menurunkan produktivitas.

Apapun metode atau sistem produktivitas yang kita pilih, tidak akan menjadi berarti jika kita tidak bisa mengatasi distraksi.

Cara untuk menerapkan prinsip produktivitas ketiga ini bisa dilakukan dengan cara:

  1. Cobalah batasi saluran komunikasi. Jangan biarkan orang lain menghubungi dari saluran yang berbeda.
  2. Bangun kebiasaan hanya mengecek media sosial atau chat 2-3 kali sehari
  3. Terapkan productivity hours saat bekerja
  4. Sisihkan silence time untuk menyendiri, menulis, atau berpkir tanpa gangguan apapun

(Sumber: “Productivity Hack“, Darmawan Aji)

Prinsip produktivitas #4. Jadwalkan waktu untuk bekerja dan istirahat

Produktivitas tidak berarti harus terus-menerus bekerja, sebaliknya, produktivitas tahu kapan bekerja, dan kapan beristirahat. Istirahat mampu memulihkan fokus, mengurangi stres, bahkan memperbaiki mood.

Jadi jangan pernah melupakan prinsip produktivitas keempat ini, selalu masukkan jadwal istirahat dalam planner Sahabat.

Membangun sistem produktivitas untuk menyelesaikan semua pekerjaan memang tidak bisa instan. Kita perlu bereksperimen dengan banyak metode, trial and error, dan evaluasi.

Beberapa sistem mungkin cocok selama beberapa minggu, beberapa mungkin bisa bulanan dan tahunan. Jadi, tidak perlu merasa bersalah jika belum berhasil, atau malah masih dalam fase trial and error. Toh, hidup juga terus berubah bukan? Value dan prioritas kita bisa berubah kapan saja. So, keep on fighting till the end, ya. 😉

Salam produktif!

Leave a Comment