Selamat Datang..
Ini adalah laman khusus untuk anda yang tergabung di Motiva Community. Mohon untuk tidak menyebarkan materi yang ada di laman ini. Silakan ajak rekan, sahabat, atau saudara anda untuk bergabung di Motiva Community agar bisa juga mengakses materi ini.
Materi Pertama
Pada materi pertama ini, kita akan belajar tentang bagaimana menyederhanakan hidup.
Mengapa perlu menyederhanakan hidup? Perlu anda ketahui, orang-orang yang memiliki produktivitas tinggi selalu memiliki fokus dan prioritas yang jelas.
Fokus dan prioritas yang jelas tersebut dibangun di atas visi atau misi hidup yang jelas pula.
Untuk menjadi lebih produktif di era sekarang, adalah bagaimana kita bisa memfokuskan diri pada hal-hal esensial dan berdampak. Hal-hal yang mendekatkan kita pada tujuan hidup yang kita bawa, bukan malah tergoda dengan aktivitas yang tidak berdampak.
Oleh karena itu, kita perlu menyederhanakan hidup kita agar kita mampu menemukan fokus dan prioritas yang jelas dalam hidup.
Ada 3 hal yang bisa kita lakukan untuk menyederhanakan hidup, ketiga hal ini diadaptasi dari buku Less is More yang ditulis oleh Leo Babauta yakni:
- Menyederhanakan Tujuan
- Menyederhanakan Komitmen
- Menyederhanakan Arus Informasi
Menyederhanakan Tujuan
Menyederhanakan tujuan, bukan berarti menurunkan target kita. Arti dari menyederhanakan tujuan ini adalah fokus ke satu tujuan yang paling berdampak dalam hidup kita dan mengabaikan tujuan lainnya.
Mengabaikan tujuan disini bukan untuk melupakannya, cukup simpan di daftar wishlist atau maybe list kita.
Praktik sederhana untuk menyederhanakan tujuan bisa seperti ini:
- Memilah berbagai tujuan yang kita miliki, lalu fokus pada satu tujuan besar yang bisa dicapai dalam waktu 12 pekan ke depan
- Setiap pekan fokus pada satu tujuan yang paling berdampak di pekan tersebut
- Menuliskan mimpi, ide, rencana dan keinginan-keinginan di daftar maybe list.
Menyederhanakan Komitmen
Arti dari menyederhanakan komitmen ini adalah kita mengurangi beban yang kita pegang saat ini (peran).
Mengatakan tidak pada hal yang menyimpang dari tujuan kita, akan mengurangi peran dan tanggung jawab kita sehingga lebih optimal pada peran yang menjadi fokus kita.
Praktik sederhana yang bisa kita lakukan untuk menyederhanakan komitmen kita adalah sebagai berikut:
- Mendelegasikan tugas-tugas yang low-impact kepada oranglain
- Memilih ulang peran yang akan kita jalani
- Menegoisasikan ulang peran yang sedang kita jalani sekarang
- Fokus pada peran yang menguatkan (high impact)
Menyederhanakan Arus Informasi
Menyederhanakan arus informasi berarti kita sedang melindungi otak dan pikiran kita dari informasi yang mungkin mendistraksi kita dari tujuan utama kita.
Beberapa hal yang bisa kita lakukan adalah sebagai berikut:
- Memutuskan hanya menyentuh handphone dan menjawab chat 3x sehari
- Meng-unfollow semua teman di Facebook
- Tidak membuka link dari blog/website yang tidak jelas
- Melakukan unsubscribe pada 90% email subscription yang jarang atau tidak pernah saya buka
- Membuat kebijakan zero inbox untuk email yang masuk di inbox. Artinya, setiap membuka email, langsung di tindak lanjuti: hapus, kerjakan, jadwalkan, delegasikan atau arsipkan.
Menyederhanakan hidup untuk ketiga hal di atas tidak mudah dilakukan di awal. Tetapi, jika kita mengambil keputusan dan komitmen untuk melakukannya akan terasa mudah kemudian.
Pertanyaan refleksi untuk materi pertama ini adalah,
- Tujuan utama apa yang bisa tentukan selama 12 pekan yang memberikan dampak besar untuk tujuan atau misi hidup kita?
- Dari sekian banyak peran yang sedang kita pegang, peran mana saja yang esensial (berhubungan dengan tujuan kita) dan peran mana saja yang perlu kita pertimbangkan untuk dilimpahkan ke orang lain yang lebih tepat?
Materi Kedua
Pernahkah anda berada di ruangan yang berantakan? Dan anda merasa stres dan bingung harus mulai dari mana membersihkan dan merapikannya?
Bisa anda bayangkan jika keruwetan tersebut terjadi di otak anda? Tidak ada yang lebih merepotkan daripada pikiran yang berantakan.
Saat pikiran kita berantakan, otak kita akan nge-hang – bingung dengan apa yang perlu dikerjakan terlebih dahulu.
Masalahnya, setiap detik otak kita diserbu oleh informasi. Entah dari media massa, media sosial, chat Whatsapp, tugas yang belum selesai, janji ketemuan yang tidak tercatat, dan berbagai informasi lainnya.
Otak kita pun kelimpungan atas informasi lalu kita menjadi stuck dan bingung dengan apa yang perlu dikerjakan terlebih dahulu.
Untuk menghadapinya, otak kita mengambil tindakan otomatis, mengabaikan semua hal tersebut dan mengalihkan ke aktivitas yang lebih menyenangkan, misalnya nonton netflix, youtube, atau scrolling media sosial. Apakah ini menyelesaikan masalah? Tidak! Melakukan ini tidak menyelesaikan apapun.
Untuk menjadi produktif, kita memerlukan fokus. Untuk bisa fokus kita memerlukan pikiran yang jernih. Fokus memerlukan pikiran yang rapi dan bersih. Lalu bagaimana caranya agar pikiran kita bisa rapi dan bersih?
David Allen menyarankan kita untuk melakukan brain dump agar otak dan pikiran kita lebih bersih dan rapi.
Brain dump adalah proses mengeluarkan semua yang ada di pikiran kita ke media penyimpanan lainnya, misal kertas atau komputer.
Melakukan brain dump, membuat semua hal, baik penting maupun tidak penting, keluar dari otak anda. Dengan demikian, anda memiliki ruang bersantai, berfikir atau berkreasi.
4 Langkah Brain Dump
- Tuliskan apapun yang terpikir di dalam benak anda
- Pisahkan berdasarkan kategori: mana yang termasuk ide baru? Tugas? Pekerjaan? Keinginan?
- Petakan mana yang harus anda tuntaskan, mana yang bisa anda delegasikan dan mana yang bisa anda buang.
- Buat to-do-list. Perhatikan tulisan anda, apakah ada hal yang benar-benar penting dan actionable?
Luangkan 10 menit setiap hari untuk melakukan hal ini. Waktu terbaik untuk melakukan hal ini adalah sebelum tidur atau ketika bangun tidur.
Tentu saja, anda boleh melakukannya di kedua waktu tersebut sekaligus. Gunakan buku catatan khusus atau aplikasi pencatat seperti Evernote untuk menuliskan lintasan pikiran apapun yang muncul. Ini akan membuat pikiran anda ringan dan tidak dipenuhi oleh informasi yang menghantui pikiran.
Pertanyaan refleksi untuk materi kedua ini adalah,
- Kapan anda menggunakan Brain Dump di setiap harinya?
- Bagaimana rasanya setelah menggunakan Brain Dump ini?
Materi Ketiga
Fokus adalah rahasia keunggulan. Hampir semua orang yang sukses di bidangnya memiliki kemampuan untuk fokus. Fokus berarti memberikan atensi penuh pada satu hal dan mengabaikan gangguan di sekitarnya.
Seorang atlet tenis misalnya, mereka perlu memiliki kemampuan fokus untuk hadir utuh di pertandingan. Mereka wajib mengabaikan teriakan-teriakan penonton yang dapat mendistraksi mereka.
Fokus adalah keterampilan yang jarang dimiliki oleh manusia era sekarang ini. Sebab, distraksi yang demikian besar dan banyak membuat kita memiliki attention span yang pendek.
Kita mudah sekali teralihkan perhatian oleh media sosial, gadget, dan sebagainya.
Jika kita melihat dari ilmu neurologi, kemampuan untuk fokus berhubungan dengan PFC (Pre-Frontal Cortex). PFC adalah CEO dari otak kita. Berfungsi tidak hanya mengatur atensi juga mengambil keputusan, mengelola will power, juga membedakan baik dan buruk. Tidak heran kemampuan fokus seseorang berkorelasi positif dengan kemampuan-kemampuan ini.
Semakin terampil seseorang mengelola fokus/atensinya, maka semakin terampil ia mengambil keputusan, mengelola willpower dan membedakan baik dan buruk.
Secara ringkas, fokus membuat kita mampu menuntaskan apa yang sudah kita mulai.
Menurut Daniel Goleman, dalam bukunya Focus: The Hidden Driver of Excellence, menyebutkan ada tiga area fokus:
Inner Focus
Ini adalah area dimana kemampuan seseorang untuk mengenali pikiran, perasaan dan tubuhnya sendiri. Istilah lainnya self-awareness (kesadaran diri). Ini merupakan kunci untuk self-regulation, self-management, dan self-control (pengaturan, pengelolaan dan pengendalian diri).
Kita dapat melatihkan inner focus dengan: meditasi, zhan zhuang, tai chi, shalat khusu’, atau mempraktikkan mindfulness.
Other Focus
Kemampuan seseorang mengenali pikiran dan perasaan oranglain. Ini adalah dasar dari empati dan rapport. Ada tiga area dari other focus ini yaitu:
Cognitive Empathy: berpikir dari sudut pandang oranglain
Emotional Empathy: merasakan apa yang oranglain rasakan
Emphatic Concern: kepedulian dan rasa welas asih terhadap orang lain.
Outer Focus
Kemampuan seseorang untuk mengenali pola dalam kekacauan dan kesadaran terhadap sistem yang lebih luas.
Deep Work
Bicara tentang fokus yang optimal, kita tahu bahwasanya karya-karya yang luar biasa tercipta dari usaha yang luar biasa pula.
Usaha yang luar biasa tersebut tercermin dari seberapa besar pikiran dan energi yang difokuskan pada penciptaan karya tersebut.
Sayangnya, tidak semua dari kita bersedia mengorbankan waktu dan tenaga sedemikian rupa untuk menghasilkan karya yang luar biasa. Kita mengaku tidak punya waktu, namun dua tiga jam berlalu hanya untuk menyisiri beranda facebook dan media sosial lainnya.
Kita mengaku tidak bisa fokus, namun tetap mengizinkan diri untuk terdistraksi oleh berbagai notifikasi.
Konsep yang dipopulerkan oleh Carl Newport ini mungkin bisa menjadi solusi kita yang ingin mengabdikan tenaga dan pikiran kita untuk sebuah penciptaan karya yang luar biasa, yang dikenal dengan konsep Deep Work.
Deep Work adalah bekerja (atau berlatih) dengan sangat fokus, tanpa distraksi ada rentang waktu yang panjang secara teratur. Tujuannya adalah menghasilkan karya yang bernilai atau meningkatkan skill kita pada level berikutnya. Kondisi fokus yang intens ini mendorong kapasitas kognitif kita mendekati potensi maksimalnya.
Carl Newport memberikan panduan melakukan deep work sebagai berikut:
Pertama, tetapkan kapan, dimana dan berapa lama anda akan melakukannya. Deep work memerlukan konsentrasi penuh. Anda perlu melakukannya di tempat khusus dan di waktu khusus.
J. K. Rowling melakukannya dengan menyewa hotel berbintang lima untuk menyelesaikan buku Harry Potter seri terakhirnya.
Anda dapat menjadwalkan deep work selama 7 hari berturut-turut, 2 hari per minggu atau 2 jam sehari. Tetapkan mana yang paling memungkinkan bagi anda.
Kedua, hilangkan semua potensi distraksi yang mungkin muncul. Matikan internet dan telepon anda. Sampaikan ke orang-orang sekitar bawah anda tidak dapat dihubungi dalam beberapa waktu ke depan.
Ketiga, siapkan aktivitas dan fasilitas pendukung. Melakukan deep work membutuhkan energi mental yang cukup. Pastikan anda mengimbanginya dengan olahraga ringan dan break secara teratur. Anda dapat juga memulai ritual anda dengan secangkir kopi untuk membantu anda fokus. Makanan ringan berserat tinggi juga bagus untuk mempertahankan energi.
Pertanyaannya, siapa yang mau melakukan hal gila seperti ini bukan? Inilah sebabnya deep work sangat langka. Inilah sebabnya juga tidak semua orang mampu menghasilkan karya yang luar biasa. Karena tidak semua orang mampu melakukannya, namun bagi mereka yang mau, imbalannya tidak akan menghianati prosesnya.
Pertanyaan refleksi untuk materi ketiga ini adalah,
Apa yang anda lakukan untuk meningkatkan fokus anda hari ini?