Usai pandemi, bekerja dari rumah sudah bukan hal yang asing lagi. Bagi sebagian orang, bekerja dari rumah memang memiliki lebih banyak manfaat. Jam kerja yang fleksibel, kebebasan memilih lokasi dan waktu kerja, adalah beberapa daya tarik bagi sebagian orang yang memilih bekerja dari rumah.
Namun, sebagai pekerja freelance hampir 10 tahun lamanya, jujur saja, bekerja dari rumah juga memiliki kekurangan. Misalkan saja, bagi seorang ibu yang bekerja dari rumah, cucian yang numpuk, anak sakit, ajakan tetangga untuk ririungan makan; bisa menjadi gangguan fokus dan menurunkan produktivitas bekerja. Apalagi jika si Ibu tidak memiliki jadwal yang pasti, sudah pasti, target pekerjaan akan sulit diraih.
3 Hal sepele penganggu produktivitas saat WFH
Sudah lama kerja dari rumah, tapi sulit memenuhi target? Coba cek dulu, jangan-jangan Motivans biasa melakukan 3 hal di bawah saat WFH.
#1. Cek email atau follow up chat di luar jam kerja (yang sudah ditetapkan)
Sudah tahukah Motivans, jika tim Motiva adalah para pekerja jarak jauh alias remote worker? Setiap pagi, kami tidak perlu datang ke kantor, tapi cukup check in aplikasi Basecamp untuk koordinasi pekerjaan, kemudian kami ke tugas kami masing-masing.
Di awal kami bekerja, coach Darmawan Aji berpesan, agar kami bekerja di jam dan tempat yang kami sukai. Karena menurut coach Aji, bekerja dengan perasaan bahagia akan membantu meningkatkan produktivitas dan kreativitas.
Namun, justru disinilah “jebakan” utama WFH.
Saat bekerja dari rumah, memang tidak akan ada supervisor atau bos yang akan datang ke rumah dan menyuruh kita bersegera mulai atau berhenti bekerja. Tapi pengalaman juga mengajarkan kepada saya, tanpa jadwal dan struktur kerja yang jelas, produktivitas saat WFH akan mudah terganggu. Kita pun akan berpotensi menderita kelelahan fisik dan mental.
Lucunya, kadang kita tidak merasa melakukannya. Misalkan saja, setelah seharian bekerja, saat menunggu anak mengerjakan tugas sekolah, kita iseng membuka surel, follow up atau menjawab chat di aplikasi management, jawab tawaran kerja di WA dan seterusnya.
Sekali dua kali, mungkin tidak terasa, tapi jika ini menjadi kebiasaan, kita akan mudah merasa burn out atau kelelahan, dan akhirnya, produktivitas kita pun akan terganggu.
Jadi, mulai sekarang, cobalah mulai miliki struktur dan jadwal kerja yang jelas. Tidak akan ada orang yang selalu produktif, hidup kita pun tidak hanya tentang kerja, kerja, dan kerja, bukan?
Jika mungkin pisahkan perangkat untuk bekerja dengan perangkat untuk berkomunikasi dengan saudara atau anggota keluarga lainnya. Atau mulailah matikan notifikasi app management dan tahan diri untuk tidak membalas chat pekerjaan di luar jam kerja yang telah teman-teman tentukan.
#2. Berpakaian seadanya
Ada sebuah meme yang sering dijadikan motivasi para ibu yang bekerja dari rumah, “kerja dasteran, tapi gaji kantoran.”
Begitulah, salah satu keuntungan bekerja dari rumah memang kita bebas berpakaian apa pun. Bahkan jika untuk meeting online pun, kita bisa memilih berpakaian formal di bagian atas, tapi super santai di bagian bawah.
Tapi pernahkah Motivans mengamati jika bekerja dengan menggunakan piyama, daster, atau malah baju main, cara kita bekerja pun cenderung santai?
Sesekali memang tidak masalah, deadline tetap terpenuhi karena otak kita memang fokus tertuju pada kondisi “harus selesai”. Tapi coba diingat lagi, saat tidak ada deadline, apakah kondisi yang sama juga membantu produktivitas Motivans?
Saat kita tidak berpakaian sebagaimana mestinya, artinya kita sedang menciptakan lingkungan yang tidak siap untuk bekerja. Kondisi ini akan membuat kita cenderung duduk dengan lebih santai, melupakan struktur kerja, mengurangi rasa percaya diri, dan bekerja “secukupnya” aka. tidak profesional.
Karena itu, biasakanlah untuk berpakaian sebagaimana Motivans hendak pergi bekerja. Tentu tidak perlu dengan blazer, high heels, atau dasi dan jas. tapi siapkan diri dengan mandi, dan berpakaian rapi seperti saat Motivans ingin pergi ke kantor
Menciptakan kondisi siap kerja akan membantu kita lebih fokus dan meningkatkan produktivitas. Bonusnya, saat harus meeting mendadak atau ingin sholat, kita tidak perlu repot ganti baju bukan?
#3. Tidak punya space khusus untuk bekerja
Memisahkan kehidupan kita sehari-hari dengan pekerjaan memang sangat menantang, apalagi jika keduanya kita lakukan di tempat yang sama.
Seperti juga pilihan baju yang kita kenakan saat WFH, kondisi atau suasana kita bekerja juga akan mempengaruhi produktivitas dan ritme kerja.
Akan lebih baik, jika punya sudut khusus untuk bekerja. Pilihlah sudut yang membuat Motivans tidak mudah terganggu dengan suara TV atau minimal tidak terdistraksi oleh cucian baju yang numpuk.
Menjadi produktif saat WFH seharusnya tidak perlu ribet. Tapi aturlah suasana kerja dan miliki struktur kerja serta jadwal kerja yang teratur.
Dengan cara ini, Motivans dapat meningkatkan produktivitas dan bekerja dari rumah dengan lebih efisien.